JAKARTA, KOMPAS.com - Mandeknya industri otomotif di Jepang akibat musibah gempa dan tsunami, bakal berpengaruh ke Indonesia. Terutama mengenai pengiriman kendaraan dari ATPM ke dealer jadi terhambat lantaran kurang lancarnya pasokan komponen. Sehingga, inden yang dialami konsumen jadi lama dan menambah antrean panjang, memicu permintaan terhadap mobil bekas tinggi.
Seperti diketahui, sampai kini semua kendaraan yang diproduksi pada fasilitas perakitan Indonesia belum bisa lepas sepenuhnya dari komponen Jepang. Bahkan mobil sekelas Avanza-Xenia yang diklaim punya kandungan lokal lebih dari 90 persen tetap masih bergantung pada komponen dari prinsipal.
PT Nissan Motor Indonesia (NMI) sudah menyatakan stok komponen perakitan aman hanya sampai Maret. Pada bulan berikutnya, menurut Vice President Director Sales & Marketing NMI Teddy Irawan, masih belum jelas.
Seperti diketahui, sampai kini semua kendaraan yang diproduksi pada fasilitas perakitan Indonesia belum bisa lepas sepenuhnya dari komponen Jepang. Bahkan mobil sekelas Avanza-Xenia yang diklaim punya kandungan lokal lebih dari 90 persen tetap masih bergantung pada komponen dari prinsipal.
PT Nissan Motor Indonesia (NMI) sudah menyatakan stok komponen perakitan aman hanya sampai Maret. Pada bulan berikutnya, menurut Vice President Director Sales & Marketing NMI Teddy Irawan, masih belum jelas.
Dengan kejadian seperti itu (inden lama), kata Herjanto Kosasih (Senior marketing Manager PT Marga Sadhya Swasti) dan Leovan Widjaja (General Manager Mobil 88), para pedagang mobkas dari luar daerah mulai berburu stok untuk dipasarkan jelang lebaran.
Penjualan mobkas, lanjut Herjanto, sempat turun pada Januari dan kondisinya mulai membaik sejak Februari. Pasar diprediksi akan meledak April sampai Juni, tentu dibarengi dengan kenaikan harga jual. Terutama untuk model-model yang menjadi idola seperti tipe Multi purpose vehicle dan hatchback. "Kenaikannya diperkirakan rata-rata Rp2 jutaan," tambah Herjanto.