Soal ini juga sudah dibahas Mega dan Prabowo dua hari setelah voting angket mafia pajak.
Kamis, 3 Maret 2011, 18:43 WIB
Karaniya Dharmasaputra, Ismoko Widjaya, Bayu Galih, Suryanta Bakti Susila VIVAnews - Upaya Presiden SBY untuk merangkul PDI Perjuangan masuk barisan koalisi, rupanya memang sungguh serius. Menurut seorang politisi PDIP yang mengetahui secara langsung proses perundingan tingkat tinggi ini, SBY bahkan menawarkan lima portofolio di Kabinet Indonesia Bersatu II untuk kader-kader terbaik Banteng Moncong Putih.
Topik penting itulah sebetulnya yang dibahas saat Menko Perekonomian Hatta Rajasa bertamu ke kediaman Megawati Soekarnoputri pada Selasa malam lalu, 1 Maret 2011, di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta. Hatta datang diutus Presiden SBY. Saat itu, dia bertemu dengan Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP Taufiq Kiemas dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani.
Bahkan, demikian sumber itu menerangkan, Hatta menyatakan PDIP bisa mengajukan posisi apa saja yang dimaui. Dalam pertemuan itu, Hatta menjelaskan ada sejumlah posisi yang kemungkinan besar akan segera diganti, antara lain: Menteri Komunikasi dan Informatika, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, serta Menteri Perdagangan.
Taufiq lantas menyatakan, bagaimana kalau simpatisan PDIP saja yang masuk jajaran kabinet, bukan pengurus partai, supaya tidak bertabrakan dengan pendirian keras Mega agar PDIP tetap beroposisi. Hatta lalu menyampaikan pesan Presiden, "Tidak bisa, syarat dari tawaran ini Puan Maharani harus menjadi salah satu menteri."
Usai pertemuan Teuku Umar itu, lobi kian diintensifkan. Berdasarkan informasi dari seorang sumber yang dekat dengan Megawati, Puan siang tadi, Kamis, 3 Maret 2011, bertemu Presiden SBY. "Saya dengar dari ajudannya, Mbak Puan bertemu SBY," kata dia.
Saat dikonfirmasi soal ini, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik, Daniel Sparingga, tidak membantah maupun membenarkannya. "Itu NTND, No Confirmation and No Denials. Saya tidak mengkonfirmasi dan tidak membantahnya," kata Daniel kepada VIVAnews.
Kamis siang tadi, Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP Taufiq Kiemas mengatakan Puan sudah bertemu SBY. Tapi, dia bungkam saat ditanya siapa inisiator pertemuan antara dirinya dengan Hatta itu. "Tanya Puan. Dia kan DPP dan sudah bertemu dengan SBY," kata Taufiq.
Yang menarik, pembicaraan soal ini pun ternyata sudah berlangsung antara PDIP dan Gerindra. Dua hari setelah voting angket mafia pajak--di mana Gerindra berbelok masuk barisan penolak yang dimotori Fraksi Partai Demokrat--Prabowo telah bertemu dengan Megawati dan Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo di kediaman Mega di Jalan Teuku Umar.
Topik penting itulah sebetulnya yang dibahas saat Menko Perekonomian Hatta Rajasa bertamu ke kediaman Megawati Soekarnoputri pada Selasa malam lalu, 1 Maret 2011, di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta. Hatta datang diutus Presiden SBY. Saat itu, dia bertemu dengan Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP Taufiq Kiemas dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani.
Bahkan, demikian sumber itu menerangkan, Hatta menyatakan PDIP bisa mengajukan posisi apa saja yang dimaui. Dalam pertemuan itu, Hatta menjelaskan ada sejumlah posisi yang kemungkinan besar akan segera diganti, antara lain: Menteri Komunikasi dan Informatika, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, serta Menteri Perdagangan.
Taufiq lantas menyatakan, bagaimana kalau simpatisan PDIP saja yang masuk jajaran kabinet, bukan pengurus partai, supaya tidak bertabrakan dengan pendirian keras Mega agar PDIP tetap beroposisi. Hatta lalu menyampaikan pesan Presiden, "Tidak bisa, syarat dari tawaran ini Puan Maharani harus menjadi salah satu menteri."
Usai pertemuan Teuku Umar itu, lobi kian diintensifkan. Berdasarkan informasi dari seorang sumber yang dekat dengan Megawati, Puan siang tadi, Kamis, 3 Maret 2011, bertemu Presiden SBY. "Saya dengar dari ajudannya, Mbak Puan bertemu SBY," kata dia.
Saat dikonfirmasi soal ini, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik, Daniel Sparingga, tidak membantah maupun membenarkannya. "Itu NTND, No Confirmation and No Denials. Saya tidak mengkonfirmasi dan tidak membantahnya," kata Daniel kepada VIVAnews.
Kamis siang tadi, Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP Taufiq Kiemas mengatakan Puan sudah bertemu SBY. Tapi, dia bungkam saat ditanya siapa inisiator pertemuan antara dirinya dengan Hatta itu. "Tanya Puan. Dia kan DPP dan sudah bertemu dengan SBY," kata Taufiq.
Yang menarik, pembicaraan soal ini pun ternyata sudah berlangsung antara PDIP dan Gerindra. Dua hari setelah voting angket mafia pajak--di mana Gerindra berbelok masuk barisan penolak yang dimotori Fraksi Partai Demokrat--Prabowo telah bertemu dengan Megawati dan Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo di kediaman Mega di Jalan Teuku Umar.
Dalam pertemuan itu, Mega menanyakan apakah komitmen koalisi PDIP-Gerindra akan diteruskan ataukah diakhiri. Menurut sumber itu, Prabowo menyatakan bahwa Gerindra tidak akan menerima tawaran masuk kabinet "jika tidak bersama-sama dengan PDIP."
Bagaimana akhir dari negosiasi ini masih sulit ditebak. Soalnya, masih kata sumber itu, "Persoalannya di internal PDIP sendiri belum selesai tuntas." Dia merujuk pada pendirian kukuh Mega agar PDIP tetap berada di jalur oposisi. Kuncinya, kata sumber itu lagi, sebenarnya telah disarankan Taufiq, "Persoalan pasti langsung bisa diselesaikan kalau SBY datang dan meminta langsung ke Mega."
Bagaimana akhir dari negosiasi ini masih sulit ditebak. Soalnya, masih kata sumber itu, "Persoalannya di internal PDIP sendiri belum selesai tuntas." Dia merujuk pada pendirian kukuh Mega agar PDIP tetap berada di jalur oposisi. Kuncinya, kata sumber itu lagi, sebenarnya telah disarankan Taufiq, "Persoalan pasti langsung bisa diselesaikan kalau SBY datang dan meminta langsung ke Mega."