Sabtu, 19 Maret 2011

Puncak Supermoon 2011: Minggu Pukul 02.10 WIB

Sejak lepas maghrib, fenomena Supermoon sudah bisa disaksikan di wilayah Indonesia.
Sabtu, 19 Maret 2011, 20:26 WIB
Elin Yunita Kristanti
VIVAnews -- Lihatlah langit malam ini. Sebuah fenomena astronomi menarik, lunar perigee atau Supermoon bisa disaksikan, asal tak ada awan yang menggantung.

Malam ini, Sabtu 19 Maret 2011, Bulan akan berada dalam jarak terdekatnya dengan Bumi dalam kurun waktu 18 tahun. Bulan hanya akan berjarak 221.567 mil atau 356.578 kilometer.

Astronom Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin mengatakan, sejak saat ini fenomena supermoon sudah bisa disaksikan di seluruh wilayah Indonesia. "Karena purnama telah terbit sejak maghrib, asal langit cerah," kata dia saat dihubungi VIVAnews.com, Sabtu malam, 19 Maret 2011.

Namun, puncak supermoon, tambah dia, baru akan terjadi pada Minggu dini hari. "Pada pukul 02.10 Waktu Indonesia Barat," tambah dia. Namun masyarakat tak perlu begadang untuk melihat fenomena ini, toh, pada puncaknya nanti perbedaan Bulan tak terlalu besar.

Malam ini, jelas Thomas, bulan akan terlihat lebih besar dan lebih terang dari biasanya. Sekitar 7 persen lebih besar. Namun, "dengan mata telanjang, susah untuk melihat perbandingannya. Tapi dengan teleskop akan terlihat pembandingnya, lebih besar," tambah dia.

Meski merupakan fenomena yang jarang, Thomas mengingatkan agar masyarakat tak terlalu heboh, apalagi menghubung-hubungkannya dengan bencana, khususnya gempa 9,0 skala Richter dan tsunami yang terjadi di Jepang, delapan hari sebelum Supermoon. "Ini adalah fenomena astronomi biasa, Bulan berada dalam jarak lebih dekat dengan Bumi."

Sebelumnya, Badan Antariksa Ameriksa Serikat (NASA) membantah dugaan supermoon terkait bencana. Ilmuwan Goddard Space Flight Center NASA, Jim Garvin menjelaskan, supermoon terjadi saat Bulan sedikit mendekat ke Bumi daripada rata-rata. Efek ini paling terlihat saat terjadi bulan purnama. "Bulan akan terlihat lebih besar, meski perbedaan jarak dari Bumi hanya beberapa persen di banding biasanya," kata dia seperti dimuat situs Space.com. (umi)
• VIVAnews